• Donasi pendidikan untuk yatim/piatu

    #BuatMerekaTersenyum #BuatMerekaTakputusSekolah #BuatMerekashalehdanshalehah #BuatMerekaBeradabberAhlak #BuatMerekaMandiri #BuatMerekaDermawan

  • Mari Jadi Orang Tua Asuh

    Mereka mempunyai Harapan yang sama mari Bantu Agar Mereka Tidak Putus sekolah .

  • Sedekah Makin Mudah

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • Berbagi qurban tepat sasaran

    Agar Mereka Tetap Sekolah.

  • Mari Buat Mereka Tersenyum

    organisasi sosial yang bertujuan membantu Anak anak yatim/piatu agar mereka memiliki kesempatan yang sama untuk meraih masa depan yang gemilang.Terutama hal pendidikan Kami hadir untuk menjadi jembatan kasih sayang antara Anda dan saudara Saudara kita yg terhimpit kekurangan dan keterbatasan,membuat mereka tidak putus sekolah.sedikit dari kita sanggat berati untuk mereka.

HADIST TENTANG ANAK YATIM

semakin Taqwa semakin Peduli kepada Yatim dan Miskin ( QS AlBaqarah Ayat 261 )

Dari Abu Umamah dari Nabi saw berkata: barangsiapa yang mengusap kepala anak yatim laki-laki atau perempuan karena Allah, adalah baginya setiap rambut yang diusap dengan tangannya itu terdapat banyak kebaikan, dan barang siapa berbuat baik kepada anak yatim perempuan atau laki-laki yang dia asuh, adalah aku bersama dia disurga seperti ini, beliau mensejajarkan dua jari-nya.


“Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim diantara dua orang tua yang muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surga.” [HR. Abu Ya'la dan Thobroni, Shohih At Targhib, Al-Albaniy : 2543].


Inginkah hati Anda menjadi lembut dan damai? Rasulullah SAW memberi resep untuk itu.“Ada seorang laki-laki yang datang kepada nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam mengeluhkan kekerasan hatinya. Nabipun bertanya : sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ? Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” [HR Thobroni, Targhib, Al Albaniy : 254]
“Wahai Saib, perhatikanlah akhlak yang biasa kamu lakukan ketika kamu masih dalam kejahiliyahan, laksanakan pula ia dalam masa keislaman. Jamulah tamu, muliakanlah anak yatim, dan berbuat baiklah kepada tetangga.” [HR.Ahmad dan Abu Dawud, Shohih Abu Dawud, Al-Albani : 4836]
“Bersikaplah kepada anak yatim, seperti seorang bapak yang penyayang.” [HR. Bukhori]


Dari Ibnu Abbas, ia berkata : ketika Allah Azza wa jalla menurunkan ayat "janganlah kamu mendekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang hak" dan "sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim dengan dzolim" ayat ini berangkat dari keadaan orang-orang yang mengasuh anak yatim, dimana mereka memisahkan makanan mereka dan makanan anak itu, minuman mereka dan minuman anak itu, mereka mengutamakan makanan anak itu dari pada diri mereka, makanan anak itu diasingkan disuatu tempat sampai dimakannya atau menjadi basi, hal itu sangat berat bagi mereka kemudian mereka mengadu kepada Rasulullah saw. Lalu Allah menurunkan ayat "dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang anak yatim. katakanlah berbuat baik kepada mereka adalah lebih baik, dan jika kalian bercampur dengan mereka, maka mereka adalah saudara-saudaramu" kemudian orang-orang itu menyatukan makanan mereka dengan anak yatim.
Share:

SI BURUNG PUYUH

mungkin kaum ibu & anak menggemari telur burung puyuh akan tetapi pernah melihat rupanya.yuk kita baca .. didalanya ada hikmah Menarik,Loh

Di sebuah tepian hutan, seekor burung puyuh muda sedang termenung. Tiap hari, ia menghabiskan siangnya untuk cuma tergolek di atas bayangan dahan. Ia kerap membandingkan dirinya dengan siapa pun yang tertangkap lewat penglihatannya.
Suatu kali, serombongan anak itik berlalu bersama induknya. Mereka begitu asyik menikmati pagi yang cerah. Satu per satu, rombongan keluarga itik itu menceburkan diri ke telaga. Mulai dari sang induk, hingga semua anak itik tampak berenang penuh riang."Andai aku seperti itik...," ucap si puyuh miris. Itulah komentar pertama dari tangkapan penglihatannya. Sontak, ketidakpuasan pun menyeruak. "Enak sekali jadi itik. Bisa berenang. Bisa mencari makan sambil bersantai!" keluh kesah puyuh pun tak lagi terbendung. Ia sesali keadaan dirinya. Jangankan berenang, tersentuh air pun tubuhnya bisa menggigil.
Tak jauh dari telaga yang rimbun, seekor burung kutilang tiba-tiba hinggap di sebuah dahan. Ia seperti memakan sesuatu. Setelah itu, sang kutilang pun terbang tinggi ke udara.
Puyuh muda lagi-lagi berandai. "Andai aku bisa seperti kutilang!" keluhnya pelan. "Enaknya bisa melihat bumi dari atas sana. Bisa menemukan makanan sambil menikmati indahnya udara lepas," ucap si puyuh sambil tetap tak beranjak dari duduknya. Ia pun melirik sayap kecilnya. Sayap itu ia gerakkan sebentar, dan si puyuh duduk lagi. "Ah, tak mungkin aku bisa terbang!"
Masih dalam posisi agak berbaring, si puyuh mendongak. Ia seperti menatap langit. "Tuhan, kenapa kau ciptakan aku tak berdaya seperti ini! Tak mampu berenang. Tak bisa terbang!" ucap sang puyuh mengungkapkan isi hatinya.
Entah datang dari mana, tiba-tiba pemandangan sekitar telaga penuh dengan asap hitam. Udara menjadi begitu panas. Pengap. "Api! Api! Hutan terbakar!" teriak hewan-hewan bersahutan. Tanpa aba-aba, semua penghuni telaga menyelamatkan diri. Ada yang berenang. Ada yang terbang. Dan ada yang berlari kencang. Kencang sekali.
Menariknya, dari sekian hewan yang mampu berlari kencang justru si puyuhlah yang di barisan depan. Langkah cepatnya seperti tak menyentuh bumi. Ia berlari seperti terbang. Saat itulah, ia tersadar. "Ah, ternyata aku punya kelebihan!" ucap si puyuh menemukan kebanggaan.
Hidup dalam kerasnya belantara dunia kadang membuat seseorang tak ubahnya seperti burung puyuh. Merasa diri tak berdaya. Tak punya sayap untuk terbang meraih cita-cita. Tak punya sirip untuk berenang melawan badai kehidupan. Tak punya taring untuk melindungi diri dari para pesaing.
Kalau saja ia mau menggali. Karena pada kaki kecil potensi diri, boleh jadi, di situlah ada kekuatan besar. Sekali lagi, gali dan kembangkan. Perlihatkanlah kegesitan kaki potensi yang teranggap kecil itu. Dan jangan pernah menunggu hingga 'kebakaran' datang. Karena bisa jadi, api bisa lebih dulu sampai. (mnuh)

 baca juga hikmah lainya  ~ kemiskinan itu ujian Allah

  ~ Dasyatnya Sedekah

                         ~ Hattaa Zurtumul Maqaabir
Share:

AKHLAK MULIA MENYANTUNI ANAK YATIM

MULIAKANLAH ANAK YATIM, NISCAYA HATIMU MENJADI LUNAK DAN KEBUTUHANMU TERPENUHI


Saudaraku muslim ! Jika anda mengeluhkan hati anda yang keras, maka menyantuni anak yatim merupakan sarana yang bisa menjadikan hati lunak. Ia adalah obat yang diwasiatkan oleh Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam yang telah diutus dengan membawa petunjuk dengan kebenaran shollallohu ‘alaihi wa sallam. Diriwayatkan oleh Abu Darda’ rodhiyallohu ‘anhu yang berkata :


"Ada seorang laki-laki yang datang kepada nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam mengeluhkan kekerasan hatinya. Nabipun bertanya : sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ? Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi." [HR Thobroni, Targhib, Al Albaniy : 254]


Saudaraku Muslim ! Sesungguhnya, mengasihi anak yatim merupakan sarana untuk melunakkan hati dan mengupayakan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan. Sebab, orang yang mengasihi anak yatim telah memposisikan diri seperti ayahnya. Seorang ayah, secara naluriyah memiliki karakter sayang dan mengasihi anak-anaknya. Adapun orang yang mengasihi anak yatim memiki satu sifat lain, yaitu mengasihi anak yang bukan anak kandungnya. Barang siapa keadaannya seperti itu maka dihatinya terhimpun sarana-sarana yang bisa melembutkan hatinya, sekalipun sebelumya merupakan hati yang keras. Tidak diragukan lagi ini merupakan obat yang mujarab. Anda tidak akan pernah mendapati orang yang menyantuni anak yatim, kecuali pasti memiliki hati yang pengasih. Kebalikan dari ini, anda tidak akan menjumpai seorangpun yang tidak mengasihi anak yatim, kecuali ia memiliki hati yang keras dan berakhlak buruk. Manfaat lain dari tindakan mengasihi anak yatim yang telah dikabarkan oleh nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam kepada seorang yang bertanya kepada beliau adalah : bahwa meyantuni anak yatim merupakan sarana terpenuhimya kebutuhan dan terwujudnya apa yang dicari Sesungguhnya, orang yang berbuat kebaikan kepada anak orang lain adalah orang yang telah memasukkan rasa gembira dihati mereka. Tidak diragukan lagi, Alloh pasti tidak akan menyia-nyiakannya, karena Alloh Ta’ala Maha Pengasih dan Mencintai semua orang yang pengasih. Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :


orang yang pengasih, akan dikasihi oleh Ar Rohman (Yang Maha Pengasih) Tabaaroka wa ta’ala. Kasihilah siapa yang ada dibumi niscaya engkau dikasihi oleh yang di langit." [HR. Abu dawud, Tirmidzi dan lain-lain. As silsilatu shohihah : 925].


Saudaraku muslim! Kasihilah anak yatim, niscaya Alloh akan memperbaiki urusan dunia dan akhiratmu


BAGAIMANA CARA BERBUAT BAIK KEPADA ANAK YATIM 


Saudaraku muslim ! Berbuat baik kepada anak yatim, bisa dengan beberapa cara Memberinya makan dan pakaian, serta menanggung kebutuhan-kebutuhan pokoknya. Di atas telah disampaikan kepada anda keutamaannya.
  1.  kepalanya serta menunjukkan kasih sayang kepadanya. Tindakan ini akan mempunyai pengaruh besar terhadap kejiwaan anak yatim. Ibnu Umar rodhiyallohu ‘anhu jika melihat anak yatim, beliau mengusap kepalanya dan memberinya sesuatu. 
  2. Membiayai sekolahnya, sebagaimana seseoang ingin menyekolahkan anaknya.
  3. Mendidiknya dengan ikhlas, sebagaimana keikhlasanya dalam mendidik anak kandungnya senMengusapdiri.
  4. Jika ia melakukan perbuatan yang mengharuskan di beri hukuman maka bersikap lemah-lembut dalam mendidiknya.
  5. Bertakwa kepada Alloh dalam mengelola harta anak yatim, jika anak yatim itu mempunyai harta kekayaan. Jangan sampai hartanya di habiskan karena menginginkan agar anak yatim itu kelak tidak meminta hartanya kembali. Sebaliknya, hartanya harus di jaga, sehinga ketika ia telah dewasa, harta tersebut dikembalikan kepadanya.
  6. Mengembangkan harta anak yatim dan bersikap ikhlas di dalamnya, sehingga hartanya tidak habis oleh zakat.
Share:

Ulama & Mubaligh

Daftar Ulama Tahun 2011
Kel. Kedoya Selatan, Kec. Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat




No.
Nama
Alamat
No. Telepon
1
K..H.Suripno Husein
Kedoya Musirin Rt.05/02
0813 1943 2741
2
Ust.H. Sa'adih Hamid
Jl.Kedoya Raya Rt.08/02
581 9961
3
Ust.H.Syatiri
Gg. H. Mahruf Rt.09/02

4
Ust.Bukhori Muslim
Jl.Pintu Air Rt.05/05

5
Ust.Muhammad Nasucha
Jl.Pilar Baru Rt.05/03
904 44342
6
Ust.H.Munadi
Kedoya Elok Rt.01/04
0813 1643 6446
7
Ust.H.Mahmud Ma'ruf
Jl. SMU 57

















Daftar Mubaligh Tahun 2011
Kel. Kedoya Selatan, Kec. Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat




No.
Nama
Alamat
No. Telepon
1
Ust.Sholeh Mahmud(solmed)
Jl SuryaSarana Rt.012/01
0815 9913 666
2
Habib A.Ramzi Al-Haddad
Jl.Kedoya Raya Rt.09/02

3
Ust. A.Noer Cholis Rubi
Jl. Palapa 7 Rt.015/01
0852 5827 6714
4
Ust. Madari HS
Gg. H. Mahruf Rt.08/02
0816 1843 165
5
Ust.H.Namin Saifulloh
Bendungan Rt.01/05
0813 1062 5641
6
Usth. Hj. Sulaimah
Jl.Adhi Karya 04/02

7
H. Sa'adih Al-Batawi
Jl.KedoyaSasak Rt.011/05






Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan nama & gelar dan mohon maaf apabila ada ulama & Mubaligh yang belum tertulis, silakan bagi anda yang membuka web ini yang mengetahui alamat ulama/mubaligh di kedoya selatan untuk melengkapinya dengan cara tulis komen / ym terima kasih
Share:

HIKMAH DASYATNYA SEDEKAH

Dimanakah letak kedahsyatan hamba-hamba Allah yang bersedekah? Dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sebagai berikut :
Tatkala Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptkana gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya? “Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?”
Allah menjawab, “Ada, yaitu besi” (Kita mafhum bahwa gunung batu pun bisa menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer atau sejenisnya yang terbuat dari besi).
Para malaikat pun kembali bertanya, “Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada besi?” Allah yang Mahasuci menjawab, “Ada, yaitu api” (Besi, bahkan baja bisa menjadi cair, lumer, dan mendidih setelah dibakar bara api).
Bertanya kembali para malaikat, “Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api?”
Allah yang Mahaagung menjawab, “Ada, yaitu air” (Api membara sedahsyat apapun, niscaya akan padam jika disiram oleh air).

“Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?” Kembali bertanya para malaikat.
Allah yang Mahatinggi dan Mahasempurna menjawab, “Ada, yaitu angin” (Air di samudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung, dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tersimbah dan menghempas karang, atau mengombang-ambingkan kapal dan perahu yang tengah berlayar, tiada lain karena dahsyatnya kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat). Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi, “Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?”
Allah yang Mahagagah dan Mahadahsyat kehebatan-Nya menjawab, “Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya.”
Artinya, orang yang paling hebat, paling kuat, dan paling dahsyat adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang lain.
Inilah gambaran yang Allah berikan kepada kita bagaimana seorang hamba yang ternyata mempunyai kekuatan dahsyat adalah hamba yang bersedekah, tetapi tetap dalam kondisi ikhlas. Karena naluri dasar kita sebenarnya selalu rindu akan pujian, penghormatan, penghargaan, ucapan terima kasih, dan sebagainya. Kita pun selalu tergelitik untuk memamerkan segala apa yang ada pada diri kita ataupun segala apa yang bisa kita lakukan. Apalagi kalau yang ada pada diri kita atau yang tengah kita lakukan itu berupa kebaikan.
Karenanya, tidak usah heran, seorang hamba yang bersedekah dengan ikhlas adalah orang-orang yang mempunyai kekuatan dahsyat. Sungguh ia tidak akan kalah oleh aneka macam selera rendah, yaitu rindu pujian dan penghargaan.
Apalagi kedahsyatan seorang hamba yang bersedekah dengan ikhlas? Pada suatu hari datang kepada seorang ulama dua orang akhwat yang mengaku baru kembali dari kampung halamannya di kawasan Jawa Tengah. Keduanya kemudian bercerita mengenai sebuah kejadian luar biasa yang dialaminya ketika pulang kampung dengan naik bis antar kota beberapa hari sebelumnya. Di tengah perjalanan bis yang ditumpanginya terkena musibah, bertabrakan dengan dahsyatnya. Seluruh penumpang mengalami luka berat. Bahkan para penumpang yang duduk di kurs-kursi di dekatnya meninggal seketika dengan bersimbah darah. Dari seluruh penumpang tersebut hanya dua orang yang selamat, bahkan tidak terluka sedikit pun. Mereka itu, ya kedua akhwat itulah. Keduanya mengisahkan kejadian tersebut dengan menangis tersedu-sedu penuh syukur.
Mengapa mereka ditakdirkan Allah selamat tidak kurang suatu apa? Menurut pengakuan keduanya, ada dua amalan yang dikerjakan keduanya ketika itu, yakni ketika hendak berangkat mereka sempat bersedekah terlebih dahulu dan selama dalam perjalanan selalu melafazkan zikir. Sahabat, tidaklah kita ragukan lagi, bahwa inilah sebagian dari fadhilah (keutamaan) bersedekah. Allah pasti menurunkan balasannya disaat-saat sangat dibutuhkan dengan jalan yang tidak pernah disangka-sangka.
Allah Azza wa Jalla adalah Zat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada semua hamba-Nya. Bahkan kepada kita yang pada hampir setiap desah nafas selalu membangkang terhadap perintah-Nya pada hampir setiap gerak-gerik kita tercermin amalan yang dilarang-Nya, toh Dia tetap saja mengucurkan rahmat-Nya yang tiada terkira.
Segala amalan yang kita perbuat, amal baik ataupun amal buruk, semuanya akan terpulang kepada kita. Demikian juga jika kita berbicara soal harta yang kini ada dalam genggaman kita dan kerapkali membuat kita lalai dan alpa. Demi Allah, semua ini datangnya dari Allah yang Maha Pemberi Rizki dan Mahakaya. Dititipkan-Nya kepada kita tiada lain supaya kita bisa beramal dan bersedekah dengan sepenuh ke-ikhlas-an semata-mata karena Allah. Kemudian pastilah kita akan mendapatkan balasan pahala dari pada-Nya, baik ketika di dunia ini maupun saat menghadap-Nya kelak.
Dari pengalaman kongkrit kedua akhwat ataupun kutipan hadits seperti diuraikan di atas, dengan penuh kayakinan kita dapat menangkap bukti yang dijanjikan Allah SWT dan Rasul-Nya, bahwa sekecil apapun harta yang disedekahkan dengan ikhlas, niscaya akan tampak betapa dahsyat balasan dari-Nya.
Inilah barangkali kenapa Rasulullah menyerukan kepada para sahabatnya yang tengah bersiap pergi menuju medan perang Tabuk, agar mengeluarkan infaq dan sedekah. Apalagi pada saat itu Allah menurunkan ayat tentang sedekah kepada Rasulullah SAW, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir; seratus biji Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui,” demikian firman-Nya (QS. Al-Baqarah [2] : 261).
Seruan Rasulullah itu disambut seketika oleh Abdurrahman bin Auf dengan menyerahkan empat ribu dirham seraya berkata, “Ya, Rasulullah. Harta milikku hanya delapan ribu dirham. Empat ribu dirham aku tahan untuk diri dan keluargaku, sedangkan empat ribu dirham lagi aku serahkan di jalan Allah.”
“Allah memberkahi apa yang engkau tahan dan apa yang engkau berikan,” jawab Rasulullah.
Kemudian datang sahabat lainnya, Usman bin Affan. “Ya, Rasulullah. Saya akan melengkapi peralatan dan pakaian bagi mereka yang belum mempunyainya,” ujarnya.
Adapun Ali bin Abi Thalib ketika itu hanya memiliki empat dirham. Ia pun segera menyedekahkan satu dirham waktu malam, satu dirham saat siang hari, satu dirham secara terang-terangan, dan satu dirham lagi secara diam-diam.
Mengapa para sahabat begitu antusias dan spontan menyambut seruan Rasulullah tersebut? Ini tiada lain karena yakin akan balasan yang berlipat ganda sebagaimana telah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya. Medan perang adalah medan pertaruhan antara hidup dan mati. Kendati begitu para sahabat tidak ada yang mendambakan mati syahid di medan perang, karena mereka yakin apapun yang terjadi pasti akan sangat menguntungkan mereka. Sekiranya gugur di tangan musuh, surga Jannatu na’im telah siap menanti para hamba Allah yang selalu siap berjihad fii sabilillaah. Sedangkan andaikata selamat dapat kembali kepada keluarga pun, pastilah dengan membawa kemenangan bagi Islam, agama yang haq!
Lalu, apa kaitannya dengan memenuhi seruan untuk bersedekah? Sedekah adalah penolak bala, penyubur pahala dan pelipat ganda rizki; sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat. Masya Allah!
Sahabat, betapa dahsyatnya sedekah yang dikeluarkan di jalan Allah yang disertai dengan hati ikhlas, sampai-sampai Allah sendiri membuat perbandingan, sebagaimana tersurat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, seperti yang dikemukakan di awal tulisan ini




Share:

BUKBER DI STUDIO METRO TV

Metro TV bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) serta didukung oleh Axis, Telkomsel dan Pertamina menggelar acara Berbagi Berkah Cahaya Ramadan, Jumat (19/8). Dalam kegiatan ini, juga digelar buka puasa bersama 11 ribu anak yatim dan kaum dhuafa di 11 kota di Indonesia secara serentak seperti di Surabaya, Makassar, Bandung, Bogor, Palembang dan Pekanbaru dan Jakarta.

Di Jakarta, acara ini dilakukan di Grand Studio Metro TV, Kedoya, Jakarta Barat yang dihadiri dalam rangkaian acara Ensiklopedia Islam dan tawsiyah dari Ustadz Agus Dermawan, & Ust Cepot dihadapan -+580 anak yatim dan kaum dhuafa dari 12 yayasan seJabodetabek.Salah satunya adalah yayasan At-Tarbiyah Pintu Air dengan 75 anak yatim.
Mereka sangat bergembira sekali dapat di undang kembali oleh Media Grup (Metro Tv )Yayasan At-Tarbiyah sudah 3 kali di undang di Studio MetroTv, program menjelang buka puasa apalagi acaranya dihibur marawis & artis2 yang kali ini diisi oleh Debo (idola Cilik 2) & disiarkan langsung oleh Metro TV
Menurut Ketua Panitia Rii Syahrial,acara ini merupakan acara berbuka puasa ke3 yang bekerja sama dengan Baznas sebelumnya di tahun 2010 mengadakan acara berbagi berkah Ramadhan kepada 10ribu anak yatim & kaum dhuafaIndonesia
Ketua Baznas Didin Hafidhuddin menambahkan pihaknya telah menyiapkan dana Rp 2,2 miliar untuk diserahkan kepada 11 ribu anak yatim serentak di 11 kota di Indonesia. 
Hal itu sejalan dengan motto BAZNAS tahun 2010 yakni, “Semakin Dekat Dengan Mustahik”. Rasulullah SAW bersabda: "Kalian akan diberi pertolongan dan diberi rezeki dengan sebab (menolong) kaum dhuafa di antara kalian...". Hadist ini mengisyaratkan bahwa rezeki dan pertolongan Allah akan datang manakala kita melakukan pembelaan terhadap kepentingan kaum dhuafa. 
Acara ini juga merupakan niat baik dari Metro TV Semoga tahun depan acara seperti ini bisa terlaksana lagi,

Kami Ucapkan Terima kasih kepada Allah SWT,telah mengundang yayasan Attarbiyah Pintu air Melalui Media Grup,Baznas,dan pendukungnya terutama kepada panitia semoga Allah SWT membalas kebaikan anda di dunia & akherat.(Amin) 
Penyerahan Santunan Oleh GM Metro Tv dan diterima  ketua Yayayan Attarbiyah pintu air
Penyerahan Santunan Oleh Kerua Baznas Bpk.Prof DR.KH.Didin Hafidhudin

Foto Bersama Para Ketua yayasan




Share:

pengajian kedoya selatan

Pengajian Musholah Baitul muttaqiin Rt 15/05
Kedoya Bershalawat Lapangan Pilar Rw.03 Kedoya selatan
Kedoya Bershalawat Lapangan Pilar Rw.03 Kedoya selatan
Kedoya Bershalawat Lapangan Pilar Rw.03 Kedoya selatan
Pengajian Ibu Ibu Musholah Baitul muttaqiin Rt 15/05
Pengajian Musholah Baitul muttaqiin Rt 15/05
Pengajian Musholah Baitul muttaqiin Rt 15/05
Pengajian Musholah Tafrihul Muttaqin Rt 16/05
Pengajian Ustd.Buchori,Masjid Tafrihul Muminin Rt 05/05
Pengajian Ustad,Hanbali Rt 08/05


Pengajian Ustad,Oman Rt 012/05

Pengajian Ustad.Misngat Attoyibin Rt 02/05
Pengajian Ustad.Misngat Attoyibin Rt 02/05
Pengajian Ustd.Nasrullah Rt 12/05
Pengajian Ustd.Nasrullah Rt 12/05
Pengajian Ustad.Yasri Rt 03/05
Pengajian Ustad.Yasri Rt 03/05
Pengajian Ustz,Umi Cepi Rt 03/05
Pengajian Ustz,Umi Cepi Rt 03/05
Pengajian Ustad,rais(arroisyah)Rt 04/02
Pengajian Ustad,rais(arroisyah)Rt 04/02
Pengajian Musholah AlHijrah Rt 13/05
Pengajian Musholah AlHijrah Rt 13/05




Share:

HATTAA ZURTUMUL MAQAABIR



Senja mulai berkemas perlahan meninggalkan hamparan bumi menyambut datangnya malam.Bayang-bayang telah jauh meninggalkan panjang bendanya. Para pekerja pulang menikmati tradisi macet di kota ini. Lelah yang menggelayuti tubuh sutrisno, setelah seharian bekerja, semakin bertambah eloh sentilan-sentilan klakson yang mengenai hatinya.Ditambah lagi banyaknya kendaraan umum yang berhenti di sembarang tempat semaunya. Untunglah ada Hadiansyah, tetangga dan rekan kerja yang selalu ikut membonceng di belakang sepeda motornya. Obrolan mereka di jalan sedikit mencairkan emosi di hati. Inilah keseharain sutrisno mencari nafkah untuk keluarga tercinta, enam hari dalam seminggu.
Selepas adzan maghrib,barulah ia sampai di rumah. Biasanya ia langsung menghidupkan televisi dan merebahkan tubuh lelahnya di depan televisi. Atau bila tidak, ia duduk di beranda rumahnya sambil menikmati gumpalan2 asap rokok yang ia hisap, kemudian ia keluarkan bersama lelahnya dalam dada.“Ndak shalat magrib dahulu Pak …! Ya … mulailah dari magrib Pak, kalau dzuhur atau ashar tidak sempat,” tegur Sulastri, istri tercintanya.Shalat itu ndak lama toh Pak, ndak sampai lima menit. Wong iklan di televisi saja bisa sampai lima menit, masih saja Bapak perhatikan. Anehnya, iklan itu kan selalu diulang-ulang, yo itu, itu saja.” Sering kali kata-kata itu dilontarkan Sulastri.
Berbagai macam alasan pastilah keluar dari mulut sutrisno. Masih capeklah, lelah sekali, keringat di badan belum hilang, sedang malas, nanti sajalah kalau sudah tua, dan banyak lagi alasan yang menurutnya tepat untuk menghindar dari kewajiban yang satu itu. Segan selalu membalut hatinya. 


Ia bukanlah seorang pemalas. Ia rela bekerja mencari nafkah untuk anak dan istrinya berjam-jam dalam sehari. Kegiatan di lingkungan pun selalu ia ikuti, bahkan hari libur, ada saja yang ia kerjakan. Entah mengapa untuk shalat yang waktunya tidak lebih dari lima menit, ia begitu malas. Ia tahu bahwa shalat lima waktu adalah ibadah wajib. Ia tahu bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara. Ia juga yakin bahwa kematian pasti datang dan kelak akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Tuhan. Ternyata semua itu dapat dikalahkan oleh rasa malas dan segan dalam hatinya.

Istrinya pernah memberikan satu gambaran perjalanan hidup manusia. Sembilan bulan dalam kandungan ibu, masa yang tidak pernah kita ingat. Kemudian terlahir ke dunia. Ada suka, ada duka, ada senang ada sedih─silih berganti. Manusia di dunia ini tidaklah abadi, paling lama enam puluh atau tujuh puluh tahun. Lalu meninggal, dimandikan,dikafankan,dishalatkan, digotong kita dengan keranda dan dikuburkan.  Masuk alam kubur. Jika baik dan menjalankan perintah Allah maka hari-harinya di alam kubur akan bahagia. Jika buruk dan tidak menjalankan perintah Allah maka sengsaralah hari-harinya di alam kubur. Berapa lama kesengsaraan itu? Entahlah, hanya Allah Yang Maha Tahu. Dapat saja seribu tahun, dua ribu tahun atau jutaan tahun, sampai datang hari kiamat. Ini baru di alam kubur, belum lagi di alam akhirat yang kekal dan abadi. Dengan kehati-hatain istrinya menjelaskan gambaran kehidupan agar tidak menyinggung perasaannya.
“Ah, kamu Las, nakut-nakutin aku saja. Nanti juga aku shalat,” jawab Sutrisno dengan suara agak berat.
“Aku bukan nakut-nakutin lho Pak. Shalat itu penting. Kalau tidak mampu berdiri mengerjakannya, ya … duduk, kalau tidak mampu duduk, ya …berbaring atau terlentang. Malah perang sedang berkecamuk membela agama saja shalat masih tetap diwajibkan. Apalagi kita yang dalam keadaan damai dan tenang, mengapa tidak mengerjakan shalat?

Setelah mendengar penjelasan itu, ia mengerjakan shalat. Ia datang ke masjid dan menjalankan shalat berjamaah. Selesai shalat, ia merenung, mengapa shalat sangat diharuskan bagi umat Islam. Dari mulai wudhu sampai selesai shalat, ternyata banyak pelajaran yang dapat diambil dari ibadah yang bernama shalat, pikirnya. Terdapat di dalamnya kebersihan, ketertiban, gerak anggota tubuh, kekhusu’an hati dan konsentrasi, kepatuhan pada pemimpin, kekompakan, kebersihan, keindahan, dan dzkir yang lengkap mulai takbir, tahmid, tasbih, tahlil, syahadat, shalawat kepada Nabi Muhammmad saw., membaca ayat Al-Qur’an, doa dan banyak lagi. Begitu sadarnya ia akan kebaikan dan keuntungan shalat. Tetapi sayang,  hanya beberapa hari saja ia mengerjakan shalat, selanjutnya malas kembali membekap hatinya.
Gerakan shalat begitu ringan, tidak memberatkan, waktunya pun tidak lama, berbeda dengan ibadah-ibadah lain, seperti puasa yang harus tidak makan dan minum dari terbit fajar sampai terbenam matahari, zakat yang perlu pengorbanan harta atau haji yang memerlukan ongkos dan tenaga yang cukup berat. Shalat tidak perlu pengorbanan seperti itu, yang dibutuhkan hanya khusu’ gerak dan hati pada waktu yang kurang dari lima menit. Istrinya tidak pernah putus asa menasihati agar ia selalu mengerjakan shalat, menjalankan perintah Allah. Menurutnya aneh, mengapa suaminya sering membuat-buat alasan untuk tidak mengerjakan shalat lima waktu yang waktunya hanya sebentar saja. Bahkan suaminya lebih mementingkan ngobrol ngalor-ngidur dengan rekan-rekannya. Suara adzan yang ia dengar tidak sedikitpun menyentuh hatinya untuk memenuhi panggilan Tuhan itu.


Jamaah shalat Isya baru saja turun dari masjid. Kali ini sutrisno pulang bekerja agak terlambat. Belum sampai halaman rumahnya, tiba-tiba terdengar berita duka dari pengeras suara  masjid. normal Assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wabarakatuh. Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun.itu diulang tiga kali. Entah mengapa ada keinginan kuat untuk memberhentikan sepeda motornya sejenak dan menyimak berita duka itu. “Telah meninggal dunia, Hadiansyah bin Muhammad Sukri, dalam usia empat puluh satu tahun, pada pukul delapan belas lebih lima menit …


Betapa terkejutnya Sutrisno mendengar berita duka itu. Seketika jantungnya berdebar keras dan tubuhnya ia rasakan menggigil. Ia segera memutar balik sepeda motornya, menuju rumah rekannya itu. Di perjalanan ia bergumam sendiri, “Bukankah Hadi tadi pulang bersama saya. Membonceng di belakang saya. Oh Tuhan, betapa umur tidak ada yang tahu. Bagaimana dengan anak dan istrinya? Hadi … Hadi ….” Ia terus bergumam, “kamu beruntung hadi, rajin menjalankan shalat. Betul kata istriku, ‘Jangan meninggalkan shalat! Jangan meninggalkan shalat! Umur tidak ada yang tahu. Berapa tahun di alam kubur? Berapa tahun di alam akhirat?’ Ya Allah, aku ingin bertaubat. Aku takut.” Ia terus saja bergumam. Air matanya mulai mengalir membasahi pipi. Tetapi ia rasakan ada sesuatu yang lain, air mata itu tidak lagi hangat di kulit pipinya. Ia seperti terbang dan melayang.


Ia saksikan jasad kaku tertutup kain terbaring di atas dipan. Ia menangis sejadi-jadinya. Lagi-lagi ia rasakan ada yang lain. Tangisnya seperti tidak terdengar. Orang-orang di samping kiri dan kanannya seakan tidak peduli padanya. Anak dan istri Hadiansyah juga tidak peduli. Ia panjatkan doa untuk rekannya itu. Kemudian ia duduk bersama pelayat lain. Ia pejamkan mata merenungi hidup. Ia dengar samar-samar namanya disebut. “Oh Tuhan sungguh celakanya aku. Apakah mereka menuduhku sebagai penyebab kematian Hadiansyah sehingga mereka tidak pedulikan aku pikirnya dalam hati.


Ia saksikan beberapa orang pelayat berbincang-bincang sambil tertawa. Ada rasa kesal melihat mereka berbincang asyik dan tertawa.         Mereka menertawakan  lelucon-lelucon kehidupan. Mereka tertawa di tempat orang berduka. Perbuatan tidak etis; perbuatan yang sebenarnya dahulu sering ia lakukan. Penyesalan. “Ya Allah,” jeritnya dalam hati, “Sungguh aku tidak pernah menjadikan kematian itu sebagai peringatan. Sungguh aku tidak merasa kematian  begitu dekat,  sehingga aku berpikir nanti, nanti dan nanti untuk bertaubat kepadaMu, Ya Allah aku mohon ampunilah aku.” Kembali cairan jernih keluar dari sudut matanya. Lagi-lagi ia rasakan cairan jernih itu tidak menghangatkan kulit mukanya. Lagi-lagi suara tangisnya seperti tidak terdengar. Tidak ada yang peduli padanya di sini.
Ia segera pulang ke rumah. Bayang-bayang kematian begitu dekat di hatinya. Sepanjang perjalanan tidak ada yang menyapanya. Bahkan menoleh padanya, sekalipun mereka teman akrab. Hatinya semakin gundah. “Apa yang salah dari semua ini,” bisik hatinya.


“Ah, banyak orang di rumahku. Dan …, bendera kuning …? Istriku …?  Oh Tuhan, mungkinkah istriku? Bagaimana aku?” Sutrisno terpaku sejenak.
Dengan tergopoh-gopoh ia masuk ke rumahnya. Jasad kaku tertutup kain terbujur di atas dipan. Ia hampiri jasad itu. Ia berusaha memeluk jasad kaku itu, namun ia tak kuasa. Kembali ia menangis, menangis sejadi-jadinya. Tiada air mata yang keluar. Air mata itu telah kering, kering bersama hati yang selalu gersang. Ia berteriak sekeras-kerasnya, namun teriakan keras itu tidak terdengar. Lagi-lagi orang-orang di sekitarnya tidak peduli.
Ia pejamkan mata. Ia sebut nama Tuhan berkali-kali. Lama ia pejamkan mata.


Beberapa saat kemudian ia membuka mata perlahan. Ternyata, Istri tercintanya berada di hadapannya, menangisi jasad yang juga ia tangisi. Air mata istrinya mengalir penuh kepiluan.
 “Oh, Tuhan …,” Sutrisno begitu terperanjat, “jasad siapakah ini?” tanyanya dalam hati.


Dingin tiba-tiba menyergap, menembus kepiluan hatinya dan  menyayat-nyayat tiada terampuni.  “Apakah ini aku …? Ya Allah …, adakah pintu taubatMu setelah ini? Selama ini aku hanya berpikir, bagaimana kalau istriku meninggal, bagaimana kalau bapakku meninggal? Aku tidak pernah berpikir bagaimana kalau aku yang meninggalkan dunia ini? Persiapan apa yang aku miliki menuju perjalanan yang panjang ini?” Lagi-lagi ia menangis, tetap tidak ada suara tangis terdengar dan tidak ada air mata yang keluar, bahkan tidak akan pernah ada.  Yang ada adalah gambaran pintu kubur di depan mata, yang ada adalah gambaran malaikat Munkar dan Nakir yang siap menghampiri dengan petanyaan-pertanyaan dan yang ada hanyalah penyesalan yang tiada berguna.
Terdengar sayup-sayup dari pengeras suara  masjid. Assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wabarakatuh. Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun.normal istirja itu diulang tiga kali berturut-turut. “Telah meninggal Dunia, Sutrisno bin Suhendar, dalam usia empat puluh tahun, pada pukul  sembilan belas lebih tiga menit …
Tidak ada gunanya sesal tangis dan air mata setelah ini.




Hattaa Zurtumul Maqaabir(Sampai kamu masuk ke dalam kubur): surat At-Takaatsur, ayat 2. Ayat 1: Alhaakumut takaatsur(Bermegah-megahan telah melalaikan kamu).










Oleh: Ubaidillah Rais
Aktif di Yayasan. At-Tarbiyah Pinti Air
Share:
]" />
" />

cinta

yatim
yayasan attarbiyahpintu air. Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Categories

" />

Label

Recent Posts

Unordered List

Pages

Theme Support